Sabtu, 17 April 2021

Typografi



Tipografi ada dimana-mana. Disadari atau tidak, kita melihatnya di setiap materi yang memiliki teks di dalamnya, dari surat kabar hingga blog, iklan, infografis, atau seni. Lebih dari sekadar pengaturan huruf yang sederhana atau acak, typografi adalah seni yang membantu mengekspresikan brand.

 

Seni tipografi didefinisikan sebagai segala bentuk seni yang melibatkan huruf, kata, atau frasa. Ini termasuk lukisan, patung, rendering digital, atau teknik kreatif lainnya yang ingin digunakan seniman.

 

Legibility adalah kualitas karakter yang membuat surat itu mudah dibaca. Dalam sebuah karya desain, cropping, overlapping, dan sebagainya dapat terjadi, yang dapat menyebabkan singkatnya keterbacaan sebuah surat. Untuk menghindari hal tersebut, seorang desainer harus mengenal dan memahami karakter dalam bentuk huruf dengan baik. Yang pertama adalah, memanfaatkan point agar memiliki karakter yang sama pada suatu kata dapat juga menyebabkan kata-kata tersebut menjadi kata kunci yang lain dengan benar.

 

Readibility adalah pemanfaatan huruf dengan cara memfiksasi huruf lain sehingga mudah terlihat. Dalam penggabungan huruf dan huruf baik untuk menyusun kata, kalimat atau tidak, Anda harus terpaku pada hubungan antara satu huruf dengan huruf lainnya. Secara konkret jarak antar huruf, jarak antar huruf tidak dapat diukur dengan matematika, tetapi harus dilihat dan dirasakan secara optik. Ketidaktelitian dalam memanfaatkan ruang dapat membuat informasi lebih leluasa dalam membaca sehingga informasi yang disampaikan dalam desain komunikasi visual menjadi kurang jelas. Huruf-huruf yang digunakan mungkin cukup terbaca, tetapi teks pembaca tidak dapat membacanya dengan lancar, sehingga teks tersebut dapat diucapkan secara verbal. Pada baliho, pemanfaatan spasial yang kurang tepat sehingga memudahkan pengamat membaca informasi dapat mengakibatkan pesan yang disampaikan tidak tertangkap oleh pengamat. Jika ini terjadi, maka dapat dikatakan bahwa desain komunikasi visual gagal karena kurang komunikatif. Kepadatan teks dan bentangan dalam desain juga dapat memengaruhi keseimbangan desain. Teks yang sangat rapat akan terasa seperti menempati area kosong dalam suatu bentuk, sedangkan teks yang sangat jauh akan terasa lebih mirip dengan tekstur.

 

    Prinsip ketiga adalah Overtness/Clarity. Yang dilambangkan dengan overtness adalah penguasaan huruf, kata atau kalimat dalam sebuah karya desain komunikasi visual untuk dibaca dalam jarak baca tertentu. Font yang kami gunakan untuk headline di brosur tentunya berbeda dengan yang kami gunakan untuk billboard. Baliho harus menggunakan font yang sangat kolosal sehingga bisa dibaca dari kejauhan. Setiap karya desain memiliki tujuan kategoris, dan huruf-huruf yang digunakan dalam desain tipografi harus dapat terbaca dalam jarak tersebut agar sebuah karya desain dapat berkomunikasi dengan baik.

 

 Seperti telah dijelaskan dalam definisi di atas, typography mempunyai tujuan agar pembaca mendapatkan kemudahan dan kenyamanan, baik itu dalam hal melihat kejelasan bentuk huruf ((legibility) maupun keterbacaan (readability).

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Facebook